
- Peluncuran Buku dan Bimtek Penulisan Tahap III: Menyulam Cerita, Merawat Budaya
- Literasi, Aksi Nyata Dan Kolaborasi
- Sekolah Menengah Pertama Menuju Standar Nasional Perpustakaan
- Audit Sistem Kearsipan Internal: Upaya Meningkatkan Tertib Administrasi dan Akuntabilitas Kinerja
- Bupati Purworejo Dikukuhkan Sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi
- Trobosan Pringsewu Dalam Literasi
- Pendampingan pengelolaan Arsip Satpol PP & Damkar Hari Ke-2
- Pendampingan PengelolaanA Arsip Satpol PP & Damkar Hari Ke-1
- Perpustakaan Sekolah Memiliki Peran Strategis Dalam Mendukung Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
- Mobil Keliling di Penjara Lagi
Peluncuran Buku dan Bimtek Penulisan Tahap III: Menyulam Cerita, Merawat Budaya
Saat Budaya Bersuara Lewat Tulisan
Berita Terkait
- Literasi, Aksi Nyata Dan Kolaborasi0
- Sekolah Menengah Pertama Menuju Standar Nasional Perpustakaan0
- Audit Sistem Kearsipan Internal: Upaya Meningkatkan Tertib Administrasi dan Akuntabilitas Kinerja0
- Bupati Purworejo Dikukuhkan Sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi0
- Trobosan Pringsewu Dalam Literasi0
- Pendampingan pengelolaan Arsip Satpol PP & Damkar Hari Ke-20
- Pendampingan PengelolaanA Arsip Satpol PP & Damkar Hari Ke-10
- Perpustakaan Sekolah Memiliki Peran Strategis Dalam Mendukung Keberhasilan Proses Belajar Mengajar0
- Mobil Keliling di Penjara Lagi0
- Menyambut Kedatangan Mobil Perpustakaan Keliling.0
Berita Populer
- Monitoring dan Evaluasi Kearsipan
- Selamat Hari Jadi ke-190 Kabupaten Purworejo
- Silang Layan sebagai Salah Satu Solusi
- Pentingnya Akreditasi Perpustakaan
- Perencanaan
- Mengenal Naskah – Naskah Nusantara Melalui Khastara
- Layanan Silang Layan Perpustakaan Umum Kabupaten Purworejo
- SEJARAH PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN
- Pentingnya terselenggaranya Perpustakaan Khusus
- Visitasi Online Akreditasi Perpustakaan Sekolah

Purworejo, 28 Mei 2025 — Upaya melestarikan budaya daerah melalui jalur literasi kembali mendapat perhatian serius dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Purworejo. Rabu pagi yang penuh semangat itu, menjadi saksi lahirnya karya kolaboratif dalam bentuk antologi berjudul “Serba-Serbi Budaya Lokal Purworejo: Himpunan 60 Esai”, sekaligus digelarnya Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Konten Budaya Lokal Tahap III.
Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas, Bapak Stephanus Aan Isa Nugroho, S.STP., M.Si., yang dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada para peserta. “Menulis bukan sekadar mencatat, tapi juga menjaga napas sejarah dan budaya kita agar tetap hidup,” ucap beliau dengan penuh semangat.
Sebanyak 60 penulis hadir, bukan sekadar sebagai tamu, tapi sebagai bagian penting dari perjalanan ini. Mereka telah melalui serangkaian pembinaan sejak tahap awal, menggali kekayaan lokal dari berbagai sudut: dari tradisi dan kesenian, hingga cerita rakyat, kuliner, dan nilai-nilai kearifan lokal khas Purworejo. Semuanya tertuang dalam esai-esai yang sarat makna dan rasa cinta terhadap daerah asal.
Kegiatan ini juga mendapat perhatian dari berbagai pihak. Hadir di antaranya perwakilan Forkopimcam Kutoarjo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Bapperida, DP3APMD, serta BPKPAP Kabupaten Purworejo. Kehadiran mereka menandai bahwa pelestarian budaya adalah tugas bersama, lintas sektor.
Diskusi dalam sesi bedah buku berlangsung hangat dan penuh energi. Para narasumber yang berkompeten—Dr. Junaedi Setiyono, M.Pd., Herlina Setyowati, M.Pd., Hantoro Wibowo, dan Ki Sudadi—berbagi pengalaman serta pemikiran mengenai pentingnya menulis budaya lokal dengan pendekatan yang otentik dan menyentuh.
Interaksi yang terjadi antara peserta dan narasumber menunjukkan antusiasme yang tinggi. Banyak yang tak hanya bertanya, tapi juga berbagi kisah, keresahan, dan tantangan pribadi dalam proses penulisan. Dari sinilah terlihat bahwa menulis budaya bukan perkara mudah, tapi sangat mungkin dilakukan jika dilakukan bersama-sama.
Melalui kegiatan ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Purworejo menegaskan komitmennya untuk terus menumbuhkan gerakan literasi budaya. Harapannya, semangat menulis dan mencintai budaya lokal dapat terus tumbuh di tengah masyarakat, terutama generasi muda—agar mereka tidak hanya mengenal akar budayanya, tapi juga bangga berdiri di atasnya.