User Oriented Pada Perpustakaan Umum

Berita Terkait

• Kerja Tim Pengolahan Koleksi Perpustakaan 0
• Kunjungan Ke Perpustakaan Menggali Pengetahuan0
• Rapat Koordinasi Persiapan Pameran Kearsipan Virtual0
• Koordinasi Persiapan Pembentukan Kampung Arsip 0
• Rapat Paparan persiapan dan pelaksanaan aktifitas dari koordinator aktifitas0
• Bahan Pustaka Dalam Pengolahan0
• Perpustakaan Hadir Dalam Literasi Edukasi-Inklusif0
• Kunjungan ke Perpustakaan Umum, Menuju Generasi Pembaca yang Cerdas1
• Perpustakaan Tempat Wisata Edukasi0
• Arsip Dan Dukungan Nyata0

Berita Populer

• PERPUSTAKAAN DAN FUNGSI
• SEJARAH PERKEMBANGAN PERPUSTAKAAN
• Manfaat Perpustakaan bagi Masyarakat
• Monitoring dan Evaluasi Kearsipan
• Tantangan dan Masa Depan Perpustakaan
• Pentingnya Akreditasi Perpustakaan
• Silang Layan sebagai Salah Satu Solusi
• Selamat Hari Jadi ke-190 Kabupaten Purworejo
• Perencanaan
• Bimtek Penulisan Berbasis Konten Budaya Lokal

Purworejo Dinpusip, Selasa (02/09/2025) -Perpustakaan yang berorientasi pada pengguna melihat kebutuhan informasi berdasarkan karakteristik masing-masing pengguna. Penerapan user oriented pada perpustakaan diperlukan untuk menangkap kebutuhan informasi pengguna perpustakaan saat ini yaitu dengan memberikan layanan dan kebutuhan yang sesuai dengan karakteristik pengguna. Pekembangan keilmuan perilaku manusia dalam dunia perpustakaan menjadikan penyedia informasi sadar bahwa kebutuhan antar pengguna satu dengan pengguna lainnya memiliki perbedaan. Perpustakaan Umum Kabupaten Purworejo sebagai penyedia informasi melakukan peningkatan kualitas layanan supaya tidak ditinggalkan penggunanya.

Kepala Bidang Perpustakaan Sigit Sudibyo,S.Sos mengatakan, untuk meningkatkan jumlah, kualitas, dan keragaman koleksi buku di Perpustakaan Umum maka setiap tahunnya perpustakaan melakukan pengadaan buku melalui proses pembelian. Pembelian koleksi bahan pustaka dilakukan berdasarkan kebutuhan para pemustaka.

Sehubungan dengan itu, untuk tetap menerapkan konsep user oriented di perpustakaan umum, sebelum melakukan pembelian, perpustakaan melakukan survei secara berkala kepada para pemustaka dengan barcode kepada setiap pemustaka yang berkunjung. Barcode tersebut diletakan di ruang informasi layanan sehingga pengunjung bisa melakukan scan barcode dengan mudah sesuai apa yang dinginkan.

“Pengajuan buku bersifat bebas, pemustaka dapat mengusulkan buku yang sesuai dengan kebutuhan, literatur pembelajaran, buku fiksi dan non fiksi, ensiklopedi, kamus bahasa asing, buku biografi, buku tutorial, buku pengembangan diri dan lain sebagainya,” Imbuh Sgit.

Pemustaka adalah nyawa perpustakaan. (Jlitheng)